Persetujuan Tuhan

_Berusahalah untuk menunjukkan dirimu layak di hadapan Allah sebagai seorang pekerja yang tidak usah malu, yang dengan jujur memberitakan firman kebenaran_ .” — 2 Timotius 2:15 (KJV) Tema: *Persetujuan Allah.* Di dunia, agar seseorang diberi SIM, ia harus diuji. Betapa pun banyaknya orang mengetahui banyak hal tentang mobil dan cara mengoperasikannya, jika orang tersebut gagal dalam ujian mengemudi, ia tidak disetujui untuk mengemudi. Demikian pula, di kerajaan Allah ada persetujuan operasi dalam setiap pelayanan yang ditetapkan oleh Allah dan jika seseorang menyetujui dirinya sendiri, bagi orang tersebut adalah rasa malu dalam pekerjaannya karena tuannya tidak memberinya otoritas untuk beroperasi di sana. Paulus menarik perhatian Timotius bahwa dalam alam rohani, agar seseorang disetujui oleh Allah, orang itu harus mempelajari firman kebenaran dan dapat membaginya dengan benar. Untuk setiap kemajuan di jalan rohani yang ditetapkan di hadapan kita, Allah membutuhkan konsistensi kita dengan firman kebenaran. Penulis Ibrani memberi tahu kita bahwa kita hanya akan meninggalkan prinsip-prinsip dasar jika Tuhan mengizinkannya [Ibrani 6:3 KJV]: izin di sana adalah persetujuan untuk kepercayaan pada dimensi yang lebih besar. Untuk kepastian pelayanan kita, kita membutuhkan persetujuan Tuhan dan ini akan kita dapatkan melalui ketekunan dalam studi kita dan persekutuan dengan firman kebenaran. *Studi lebih lanjut* Ibrani 6:1-3 2 Korintus 10:18. Roma 14:18. *Nugget* : Untuk kepastian pelayanan kita, kita membutuhkan persetujuan Tuhan dan ini akan kita dapatkan melalui ketekunan dalam studi kita dan persekutuan dengan firman kebenaran. Pengakuan: Saya percaya dan tidak meremehkan permulaan yang sederhana. Saya memberikan diri saya untuk mempelajari firman kebenaran bukan untuk bermegah di antara manusia, tetapi untuk kemajuan pelayanan saya melalui persetujuan Tuhan. Saya membangun tubuh, bahkan saat saya bertumbuh dan diangkat menjadi besar. Amin.